Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Gagne (1977 ) mengatakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal. Pembelajaran untuk menghasilkan suatu hasil yang diharapkan baik untuk pendidik maupu peserta didik. Situasi external harus dirancang sedemikian rupa untuk mengangtifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Gagne (1972) mendefinisikan bahwa belajar adalah mekanisme di mana seseorang menjadi anggota Masyarakat yang berfungsi secara komplek. Kompetensi itu meliputi, skill, pengetahuan, attitude, dan nilai-nilai yang diperlukan oleh manusia, sehingga belajar adalah hasil dalam berbagai macam tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas. Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh peserta didik dari : Stimulus, lingkungan dan proses kognitif.
Menurut Slavin (2015) dalam Suyanto dan Jihad (2013) cooperative learning memiliki pendekatan atau serangkaian model yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran dalam struktur kelompok yang heterogen. Jika satu kelompok berisi peserta didik yang heterogen baik dari suku, ras, budaya dan akademik maka bisa terjadi diskusi yang menarik sehingga menjadikan kelas semakin hidup. Guru juga memiliki asisten karena ada yang membantu untuk mengajari teman yang akademiknya rendah. Cooperative learning sangat sesuai dengan pembelajaran Bahasa Inggris. Karena semakin sering mereka diskusi maka kemampuan mereka akan semakin meningkat. Kemampuan yang harus dimiliki oleh pembelajar Bahasa Inggris ada empat elemen yaitu: Speaking (berbicara), Listening (mendengar), Writing (menulis), dan Reading (membaca). Semua skill tersebut bisa ditingkatkan melalui model pembelajaran cooperative learning.
Cooperative learning ada beberapa macam, antara lain:
- Jigsaw
- Think-Pair-Share
- STAD (Student Team Achievement Division)
- Group Investigation
- Two Stay Two Stray
- Make a Match
- Listening Team
- Bamboo Dancing
- Inside-Outside Circle
- The Power of Two
Dalam artikel ini, penulis hanya akan mengulas mengenai strategi Think-Pair-Share. Ada tiga step dalam melaksanakann strategy ini yaitu: Thinking, Pairing and Sharing. Jadi pada step pertama peserta didik diberikan tugas bisa berupa teks, script dialog ataupun tema diskusi. Lalu peserta didik memikirkan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai tugas yang diberikan oleh guru, contoh yang pernah penulis praktekkan adalah materi descriptive teks. Dalam teks descriptive beberapa materi yang dipelajari adalah: Memahami Generic structure,main idea, supporting detail, language feature and grammar. Jika skill yang diharapkan adalah reading comprehension, maka guru memberikan tugas untuk mencari main idea dan supporting detail dari teks yang diberikan. Masing-masing peserta didik diberikan teks yang berbeda dengan tokoh yang berbeda. Setelah peserta peserta didik membaca dan mencari informasi mengenai teks tersebut, lalu guru meminta peserta didik yang teks nya sama supaya berkumpul dalam satu group.
Lalu step selanjutnya adalah peserta didik mengkomunikasikan hasil temuannya mengenai tokoh yang dipelajari secara berpasangan (Pair). Berpasangan dalam hal ini bisa lebih dari dua orang, mereka bisa mengkomunikasikan temuan mereka dari main idea ataupu supporting detail dari teks yang dibacanya. Peserta didik yang ada dalam grup tersebut saling melengkapi informasi.
Step terakhir, anggota grup satu dengan group yang lain saling berbagi informasi (Share) teks yang telah mereka diskusikan. Kemudian guru memberikan feed back dari hasil presentasi group yang menampilkan hasil diskusi dan peserta didik dapat merefleksi diri dari feed back yang diberikan oleh guru. Dari akhir pembelajaran ini peserta didik dan guru bisa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Manfaat yang didapatkan dari penerapan strategy Think-Pair-Share ini, siswa jadi lebih aktif berbicara dalam Bahasa Inggris dan meningkatkan pemahamaan bacaan mereka pada materi descriptive teks. Teknik saling berbagi informasi bisa memberikan pengalaman berharga bagi mereka dalam pemahaman bacaan dan menumbuhkan sifat saling membantu.
Oleh: Muzhidah Eko WNL, S.Pd